Selasa, 15 November 2016

Emulsi

Emulsi

A. Pengertian
Menurut FI IV 1995, emulsi atau emulsion adalah suatu sistem 2 fasa, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil.
Menururt ansel (1981), emulsi adalah suatu dispersi dimana fasa terdispersi terdiri dari bulatan bulatan kecil yang terdistribusi keseluruh pembawa yang tidak bercampur
Menurut remington (pharmaceutical practice), emulsi adalah sistem heterogen yang terdiri dari tetesan-tetesan cairan yang terdispersi dalam cairan lain.
Menurut martin (1971), emulsi adalah sistem yg secara termodinamika
tidak stabil dan mengandung dua cairang yang tidak bercampur, salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globul-globul dan distabilkan oleh emulgator.
B. Tipe Emulsi
1. emulsi minyak dalam air (m/a atau o/w (oil/water)) adalah sediaan emulsi dimana fasa minyak terdispersi dalam bentuk globul-globul didalam fasa air
2. emulsi air dalam minyak (a/m atau w/o (water/oil)) adalah sediaan emulsi dimana fasa air terdispersi dalam bentuk globul-globul didalam fasa minyak.
C. Formula Umum
Secara umum emulsi mengandung :
zat aktif
pembawa (air dan minyak)
emulgator
zat pembantu (pengawet, antioksidan, pemanis, pewangi, pewarna, pendapar, anticaploking, antibusa sesuai kebutuhan)

D. Penggolongan Jenis Emulgator
1. golongan bahan alam : 
-polisakarida : akasia (gom arab), tragakan, Na-alginat, atarch/amilum, caragen, pektin, agar
-senyawa yang mengandung sterol : beeswax, wool-fat
2. golongan semisintetik : metil selulosa, dan CMC-Na (CarboxyMethylCelulosa-Na)
3. golongan emulgator sintetik : surfaktan
E. Metode Pembuatan Sediaan Emulsi
ada 4 metode/cara pembuatan :

  • metode kontingental (gom kering) : membuat emulsi primer/awal atau korpus emulsi dengan perbandingan bahan minyak : air : emulgator (4:2:1)
  • metode inggris (gom basah) : cocok untuk emulsi dengan bahan minyak yang kental, caranya dengan membuat mucilago yaitu 1 bagian gom dg 2 bagian air, ditambah minyak sediki2 demi sedikit lalu digerus cepat.
  • metode botol : cocok pada bahan minyak atsiri maupun minyak dengan kekentalan yang rendah, caranya dengan mencampurkan 1 bagian emulgator dalam botol lalu tambahkan 2 bagian minyak atsiri, lalu kocok hingga terbentuk emulsi, kemudian tambahkan fasa luar sedikit demi sedikit
  • metode penyabunan : cara ini dengan menambahkan emulgator, minyak bereaksi dengan alkali/basa akan membentu emulsi.
Linctus adalah sediaan kental yang digunakan untuk memberi kelegaan saat batuk
Obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan,  suspensi, atau emulsi yang dimaksutkan untuk obat luar maupun obat dalam.
 
 
F. Bahan Pengemulsi ( Emulgator )
*      Emulgator Alam
Yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1.      Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
Pada umumnya termasuk karbohydrat dan merupakan emulgator tipe o/w, sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol kadar tinggi, juga dapat dirusak oleh bakteri. Oleh sebab itu pada pembuatan emulsi dengan emulgator ini harus selalu ditambah bahan pengawet.
a.       Gom Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat minum. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom  arab berdasarkan 2 faktor yaitu : 
  •  Kerja gom sebagai koloid pelindung ( teori plastic film )
  • Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengeendapan cukup kecil sedangkan masa mudah dituang ( tiksotropi )
Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan gom arab,jumlah gom arab yang digunakan ½ dari jumlah minyak.
Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air 1,,5 x berat gom, diaduk keras dan cepat sampai berwarna putih, lalu diencerkan sisa airnya. Selain itu dapat disebutkan :
  •   Lemak-lemak padat : PGA sama banyak dengan lemak padat. 
Cara pembuatan 
Lemak padat dilebur lalu ditambahkan gom,buat corpus emulsi dengan air panas 1,5 x berat gom. Dinginkan dan encerkan emulsi dengan air dingin. Contoh cera, oleum cacao, paraffin solid.
  •    Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri.
  •    Minyak lemak : PGA ½ kali berat minyak .Kecuali  oleum ricini hanya 1/3 nya saja. Contoh : Oleum amygdalarum.
  •   Minyak lemak + minyak atsiri + Zat padat larut dalam minyak lemak. 
      Kedua minyak dicampur dulu, zat padat dilarutkan dalam minyaknya, tambahkan       gom( ½ x minyak lemak + aa x minyak asiri + aa x zat padat ).
  • Bahan obat cair BJ tinggi seperti cloroform dan bromoform. 
Ditambah minyak lemak 10 x beratnya, maka BJ campuran mendekati satu. Gom yang digunakan ¾ x bahan obat cair.
  •   Balsam-balsam. 
           Jumlah gom 2x jumlah bahan. 
  •       Oleum lecoris aseli
                 Menurut Fornas dipaakai gom 30 % dari berat minyak. 
b.      Tragacanth 
c.       Agar-agar 
d.      Chondrus 
e.       Emulgator lain 
Pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %. 
2.      Emulgator alam dari hewan
a.       Kuning telur
Zt ini Mmpu  mengemulsikan minyak lemak 4 x beratnya dan minyak menguap 2 x beratnya.
b.      Adeps Lanae
Dalam keadaan kering dapat menyerap air 2 x beratnya.
3.      Emulgator alam dari tanah mineral
1        Magnesium Alumunium Silikat / Veegum
Pemakaian yang lazim yaitu sebanyak 1%. Emulsi ini khusus untuk pemakaian luar.
2        Bentonit
Untuk tujuan sebagai emulgator dipakai sebanyak 5% .
*      Emulgator Buatan
1.      Sabun
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka terhadap elektrolit.
2.      Tween 20 : 40 : 60 : 80
3.      Span 20 : 40 : 80
Emulgator golongan surfaktan dapat dikelompokan menjadi :
§   Anionik                : sabun alkali, natrium lauryl sulfat
§   Kationik               : senyawa ammonium kuartener
§   Non Ionik                        : tween dan span
§   Amfoter               : protein, lesitin
G. Cara Pembuatan Emulsi 
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi, secara singkat dapat dijelaskan :
  1. Metode gom kering atau metode continental
Zat pengemulsi ( gom arab ) dicampur dengan minyak, kemudian tambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru di encerkan dengan sisa air yang tersedia.
  1. Metode gom basah atau metode Inggris
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air ( zat pengemulsi umumnya larut ) agar membentuk suatu mucillago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
  1. Metode botol atau metode botol forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah ( kurang kental ). Minyak dan serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran tersebut dikocok kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sabil dikocok.
Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi
Untuk membuat emulsi  biasa digunakan :
1.      Mortir dan stamper
Mortir dengan permukaan kasar merupakan mortir pilihan untuk pembuatan emulsi yang baik.
2.       Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus lebih baik daripada terus menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada emulgator untuk bekerja sebelum pengocokan berikutnya.
3.       Mixer, blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara dimasukkan kedalam ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi , akibat putaran pisau tersebut, partikel akan berbentuk kecil-kecil.
4.      Homogeniser
Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi karena campuran dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.
5.       Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan penggilingan yang dapat diatur. Coloid mill digunakan untuk memperoleh  derajat dispersi yang tinggi cairan dalam cairan
  1. Cara Membedakan Tipe Emulsi
Dikenal beberapa cara membedakan tipe emulsi yaitu :
  1. Dengan pengenceran fase.
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase externalnya. Dengan prinsip  tersebut, emulsi tipe o/w dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe w/o dapat diencerkan dengan minyak.
  1. Dengan pengecatan / pemberian warna.
Zat warna akan tersebar dalam emulsi apabila zat tersebut larut dalam fase external dari emulsi tersebut. Misalnya  ( dilihat dibawah mikroskop ) .
Ø  Emulsi + larutan Sudan III dapat memberi warana merah emulsi tipe w/o, karena Sudan III larut dalam minyak.
Ø  Emulsi + larutan metilen blue dapat memberi warna biru pada emulsi tipe o/w karena metilen blue larut dalam air.
  1. Dengan kertas saring.
Bila emulsi diteteskan pada kertas saring, kertas saring menjadi basah maka tipe emulsi o/w,dan bila timbul noda minyak oada kertas berarti wmulsi tipe w/o.
  1. Dengan konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak, kawat dengan tahanan 10 K ½ watt , lampu neon ¼ watt, dihubungkan secara seri. Elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi. Lampu neon akan menyala bila elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe o/w, dan akan mati bila dicelupkan pada emulsi tipe w/o .
  1. Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
  1. Creaming
Yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana yang satu mengandung fase dispers lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversible artinya  bila dokocok perlahan-lahan akan terdispersi kembali.
  1. Koalesan dan cracking ( breaking )
Yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butir minyak akan koalesan ( menyatu ). Sifatnya irreversible ( tidak bias diperbaiki ). Hal ini dapat terjadi karena :
§  Peristiwa kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan CaO / CaCl2 exicatus.
§  Peristiwa fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan.
  1. Inversi
Yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe eulsi w/o menjadi o/w atau sebaliknya. Sifatnya irreversible.
  1. Kelebihan dan Kekurangan Emulsi
i.        Kelebihan :
a.       Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu menjadi sediaan yang homogen dan bersatu.
b.       Mudah ditelan.
c.       Dapat menutupi rasa yang tidak enak pada obat.
ii.      Kekurangan :
a.       Kurang praktis dan staabilits rendah dibanding tablet.
b.      Takaran dosis kurang teliti.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar