Emulsi
A. Pengertian

Menururt ansel (1981), emulsi adalah suatu dispersi dimana fasa
terdispersi terdiri dari bulatan bulatan kecil yang terdistribusi
keseluruh pembawa yang tidak bercampur
Menurut remington (pharmaceutical practice), emulsi adalah sistem
heterogen yang terdiri dari tetesan-tetesan cairan yang terdispersi
dalam cairan lain.
Menurut martin (1971), emulsi adalah sistem yg secara termodinamika
tidak stabil dan mengandung dua cairang yang tidak
bercampur, salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globul-globul dan
distabilkan oleh emulgator.
B. Tipe Emulsi
1. emulsi minyak dalam air (m/a atau o/w (oil/water)) adalah sediaan
emulsi dimana fasa minyak terdispersi dalam bentuk globul-globul didalam
fasa air
2. emulsi air dalam minyak (a/m atau w/o (water/oil)) adalah sediaan
emulsi dimana fasa air terdispersi dalam bentuk globul-globul didalam
fasa minyak.
C. Formula Umum
Secara umum emulsi mengandung :
zat aktif
pembawa (air dan minyak)
emulgator
zat pembantu (pengawet, antioksidan, pemanis, pewangi, pewarna, pendapar, anticaploking, antibusa sesuai kebutuhan)
D. Penggolongan Jenis Emulgator
1. golongan bahan alam :
-polisakarida : akasia (gom arab), tragakan, Na-alginat, atarch/amilum, caragen, pektin, agar
-senyawa yang mengandung sterol : beeswax, wool-fat
2. golongan semisintetik : metil selulosa, dan CMC-Na (CarboxyMethylCelulosa-Na)
3. golongan emulgator sintetik : surfaktan
E. Metode Pembuatan Sediaan Emulsi
ada 4 metode/cara pembuatan :
- metode kontingental (gom kering) : membuat emulsi primer/awal atau korpus emulsi dengan perbandingan bahan minyak : air : emulgator (4:2:1)
- metode inggris (gom basah) : cocok untuk emulsi dengan bahan minyak yang kental, caranya dengan membuat mucilago yaitu 1 bagian gom dg 2 bagian air, ditambah minyak sediki2 demi sedikit lalu digerus cepat.
- metode botol : cocok pada bahan minyak atsiri maupun minyak dengan kekentalan yang rendah, caranya dengan mencampurkan 1 bagian emulgator dalam botol lalu tambahkan 2 bagian minyak atsiri, lalu kocok hingga terbentuk emulsi, kemudian tambahkan fasa luar sedikit demi sedikit
- metode penyabunan : cara ini dengan menambahkan emulgator, minyak bereaksi dengan alkali/basa akan membentu emulsi.
Linctus adalah sediaan kental yang digunakan untuk memberi kelegaan saat batuk
Obat tetes adalah sediaan cair berupa larutan, suspensi, atau emulsi yang dimaksutkan untuk obat luar maupun obat dalam.

Yaitu emulgator yang diperoleh dari alam tanpa
proses yang rumit. Dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1. Emulgator
alam dari tumbuh-tumbuhan
Pada umumnya termasuk karbohydrat
dan merupakan emulgator tipe o/w, sangat peka terhadap elektrolit dan alkohol
kadar tinggi, juga dapat dirusak oleh bakteri. Oleh sebab itu pada pembuatan
emulsi dengan emulgator ini harus selalu ditambah bahan pengawet.
a. Gom
Arab
Sangat baik untuk emulgator tipe o/w dan untuk obat
minum. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom
arab berdasarkan 2 faktor yaitu :
- Kerja gom sebagai koloid pelindung ( teori plastic film )
- Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengeendapan cukup kecil sedangkan masa mudah dituang ( tiksotropi )
Bila tidak dikatakan lain maka emulsi dengan gom
arab,jumlah gom arab yang digunakan ½ dari jumlah minyak.
Untuk membuat corpus emulsi diperlukan air 1,,5 x
berat gom, diaduk keras dan cepat sampai berwarna putih, lalu diencerkan sisa
airnya. Selain itu dapat disebutkan :
- Lemak-lemak padat : PGA sama banyak dengan lemak padat.
Lemak padat dilebur lalu ditambahkan gom,buat corpus
emulsi dengan air panas 1,5 x berat gom. Dinginkan dan encerkan emulsi dengan
air dingin. Contoh cera, oleum cacao, paraffin solid.
- Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri.
- Minyak lemak : PGA ½ kali berat minyak .Kecuali oleum ricini hanya 1/3 nya saja. Contoh : Oleum amygdalarum.
- Minyak lemak + minyak atsiri + Zat padat larut dalam minyak lemak.
- Bahan obat cair BJ tinggi seperti cloroform dan bromoform.
- Balsam-balsam.
- Oleum lecoris aseli
b. Tragacanth
c. Agar-agar
d. Chondrus
e. Emulgator
lain
Pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.
2. Emulgator
alam dari hewan
Emulgator
Buatan
a. Kuning
telur
Zt ini Mmpu
mengemulsikan minyak lemak 4 x beratnya dan minyak menguap 2 x beratnya.
b. Adeps
Lanae
Dalam keadaan kering dapat menyerap air 2 x
beratnya.
3. Emulgator
alam dari tanah mineral
1
Magnesium Alumunium
Silikat / Veegum
Pemakaian yang lazim yaitu sebanyak 1%. Emulsi ini
khusus untuk pemakaian luar.
2
Bentonit
Untuk tujuan sebagai emulgator dipakai sebanyak 5% .

1. Sabun
Sangat banyak dipakai untuk tujuan luar, sangat peka
terhadap elektrolit.
2. Tween
20 : 40 : 60 : 80
3. Span
20 : 40 : 80
Emulgator golongan surfaktan dapat dikelompokan
menjadi :
§
Anionik : sabun alkali, natrium lauryl
sulfat
§
Kationik : senyawa ammonium kuartener
§
Non Ionik : tween dan span
§
Amfoter : protein, lesitin
G. Cara
Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi,
secara singkat dapat dijelaskan :
- Metode gom kering atau metode continental
Zat pengemulsi ( gom arab ) dicampur dengan minyak,
kemudian tambahkan air untuk pembentukan corpus emulsi, baru di encerkan dengan
sisa air yang tersedia.
- Metode gom basah atau metode Inggris
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air ( zat
pengemulsi umumnya larut ) agar membentuk suatu mucillago, kemudian
perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk emulsi, setelah itu baru
diencerkan dengan sisa air.
- Metode botol atau metode botol forbes
Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang
bersifat minyak dan mempunyai viskositas rendah ( kurang kental ). Minyak dan
serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air,
tutup botol kemudian campuran tersebut dikocok kuat. Tambahkan sisa air sedikit
demi sedikit sabil dikocok.
Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan emulsi
Untuk membuat emulsi biasa digunakan :
1.
Mortir dan stamper
Mortir dengan permukaan kasar merupakan mortir
pilihan untuk pembuatan emulsi yang baik.
2. Botol
Mengocok emulsi dalam botol secara terputus-putus
lebih baik daripada terus menerus, hal tersebut memberi kesempatan pada
emulgator untuk bekerja sebelum pengocokan berikutnya.
3. Mixer, blender
Partikel fase disper dihaluskan dengan cara
dimasukkan kedalam ruangan yang didalamnya terdapat pisau berputar dengan
kecepatan tinggi , akibat putaran pisau tersebut, partikel akan berbentuk
kecil-kecil.
4. Homogeniser
Dalam homogenizer dispersi dari kedua cairan terjadi
karena campuran dipaksa melalui saluran lubang kecil dengan tekanan besar.
5. Colloid Mill
Terdiri atas rotor dan stator dengan permukaan
penggilingan yang dapat diatur. Coloid mill digunakan untuk memperoleh
derajat dispersi yang tinggi cairan dalam cairan
- Cara Membedakan Tipe Emulsi
Dikenal beberapa cara membedakan
tipe emulsi yaitu :
- Dengan pengenceran fase.
Setiap emulsi dapat diencerkan dengan fase
externalnya. Dengan prinsip tersebut,
emulsi tipe o/w dapat diencerkan dengan air sedangkan emulsi tipe w/o dapat
diencerkan dengan minyak.
- Dengan pengecatan / pemberian warna.
Zat warna akan tersebar dalam emulsi apabila zat
tersebut larut dalam fase external dari emulsi tersebut. Misalnya ( dilihat dibawah mikroskop ) .
Ø Emulsi
+ larutan Sudan III dapat memberi warana merah emulsi tipe w/o, karena Sudan
III larut dalam minyak.
Ø Emulsi
+ larutan metilen blue dapat memberi warna biru pada emulsi tipe o/w karena
metilen blue larut dalam air.
- Dengan kertas saring.
Bila emulsi diteteskan pada kertas saring, kertas
saring menjadi basah maka tipe emulsi o/w,dan bila timbul noda minyak oada
kertas berarti wmulsi tipe w/o.
- Dengan konduktivitas listrik
Alat yang dipakai adalah kawat dan stop kontak,
kawat dengan tahanan 10 K ½ watt , lampu neon ¼ watt, dihubungkan secara seri.
Elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi. Lampu neon akan menyala bila
elektroda dicelupkan dalam cairan emulsi tipe o/w, dan akan mati bila
dicelupkan pada emulsi tipe w/o .
- Kestabilan Emulsi
Emulsi dikatakan tidak stabil bila
mengalami hal-hal seperti dibawah ini :
- Creaming
Yaitu terpisahnya emulsi menjadi 2 lapisan, dimana
yang satu mengandung fase dispers lebih banyak dari pada lapisan yang lain.
Creaming bersifat reversible artinya bila dokocok perlahan-lahan akan terdispersi
kembali.
- Koalesan dan cracking ( breaking )
Yaitu pecahnya emulsi karena film yang meliputi
partikel rusak dan butir minyak akan koalesan ( menyatu ). Sifatnya irreversible ( tidak bias diperbaiki ).
Hal ini dapat terjadi karena :
§ Peristiwa
kimia, seperti penambahan alkohol, perubahan pH, penambahan CaO / CaCl2 exicatus.
§ Peristiwa
fisika, seperti pemanasan, penyaringan, pendinginan, pengadukan.
- Inversi
Yaitu peristiwa berubahnya sekonyong-konyong tipe
eulsi w/o menjadi o/w atau sebaliknya. Sifatnya irreversible.
- Kelebihan dan Kekurangan Emulsi
i.
Kelebihan
:
a. Dapat
membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu menjadi
sediaan yang homogen dan bersatu.
b. Mudah ditelan.
c. Dapat
menutupi rasa yang tidak enak pada obat.
ii.
Kekurangan
:
a. Kurang
praktis dan staabilits rendah dibanding tablet.
b. Takaran
dosis kurang teliti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar