Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan obat (FI III, 1979 : 23). Pil adalah sediaan kecil, berbentuk bulat atau bulat telur untuk pemakaian dalam (Eric W. Martin, 1971 : 802). Pil adalah suatu sediaan yang berbentuk bulat seperti kelereng mengandung satu atau lebih bahan obat (Moh. Anief, 2008 : 80).
II.2. BERDASARKAN BERATNYA, DIBAGI MENJADI :
1. Pil (bobot 60-300mg, bobot ideal 100-150mg rata2 120 mg).
2. Boli (pil yang beratnya >300mg).
3. Granula (1/3 – 1 grain).
1. Pil (bobot 60-300mg, bobot ideal 100-150mg rata2 120 mg).
2. Boli (pil yang beratnya >300mg).
3. Granula (1/3 – 1 grain).
4. parvul (<>).
II.3. PERSYARATAN PIL DALAM FARMAKOPE
a) Bobot pil ideal antara 100, 150 mg, rata-rata 120 mg. Oleh karena sesuatu hal syarat ini seringkali tidak dapat dipenuhi
b) Syarat
yang diberikan pada semua pil yang dipaparkan dalam farmakope dan yang
dapat dianggap berlaku untuk semua pil-pil, yakni pil-pil setelah
dimasukkan ke dalam asam klorida 0,04N pada 37 derajat dan dikocok-kocok
keras-keras sampai hancur.
c) Pada
waktu penyimpanan bentuknya tidak boleh berubah, tidak begitu keras
sehingga dapat hancur dalam saluran pecernaan, dan pil salut enteric
tidak hancur dalam lambung tetapi hancur dalam usus halus.
d) Memenuhi keseragaman bobot. Timbang 20 pil satu-persatu,hitung bobot rata-rata, penyimpangan terbesar terhadap bobot rata-rata.
Untuk bobot rata-rata pil
|
Penyimpangan rata-rata
| |
18 pil
|
2 pil
| |
100mg sampai 250 mg
|
10%
|
20%
|
250 mg sampai 500 mg
|
7,5%
|
15%
|
e) Memenuhi
waktu hancur seperti tertera pada compresi yaitu dalam air 36–
38derajat pil selama 15 menit untuk pil tidak bersalut dan 60 menit
untuk pil yang bersalut.
II.4. KEUNTUNGAN SEDIAAN PIL
§ Menutupi rasa obat yang tidak enak.
§ Relatif lebih stabil dibanding sediaan lain yang mudah bereaksi dengan udara dan cahaya.
§ Baik untuk obat yang dikehendaki memberikan aksi yang lambat.
§ Mudah digunakan atau ditelan.
II.5. KERUGIAN SEDIAAN PIL
§ Kurang cocok untuk obat yang dikehendaki memberikan aksi yang cepat.
§ Obat tertentu dalam larutan pekat dapat mengiritasi lambung.
§ B.O. Padat volominous dan B.O. Cair dalam jumlah lebih.
II.6. KOMPOSISI DARI PIL
1. Zat aktif
jumlah kecil, harus ditambah massa/diperbesar volume pilnya
2. Zat Tambahan
§ Zat pengisi
Memperbesar volume pil (akar manis/radix liquiritiae, bolus alba, atau bahan lain yang cocok).
Sebaiknya pengisi yang dipilih Radix Liquiritiae terutama pada pil-pil
yang jumlah zatnya sedikit. Jika ada Succus Liquiritiae sebagai zat
pengikat, banyaknya Radix Liquiritiae sekurang-kurangnya dua kali dari
Succus Liquiritiae. Radix Liquiritiae merupakan suatu zat pengisi yang
baik sekali, lebih baik daripada serbuk tumbuh-tumbuhan manapun, karena
Radix Liquiritiae memberikan memberikan suatu massa pil yang kenyal,
yang jika dibuat dengan sejumlah zat pengikat yang tepat akan mudah
pecah di lambung.
§ Zat pengikat
Untuk melekatkan massa pil antara yang satu dengan yang lain (Sari akar manis, Gom akasia, tragakan, campuran bahan tersebut, atau bahan lain yang cocok. Perlu diingat zat pengikat adalah bahan-bahan yang bersifat lengket bila terkena air).
Biasanya
dipakai Succus Liquiritiae dan jumlahnya pada umumnya 2 g untuk 60 pil.
Jumlah ini selalu cukup untuk jumlah zat aktif yang sedikit, tetapi
untuk jumlah zat aktif yang besar, dibutuhkan jumlah Succus Liquiritiae
yang lebih banyak tergantung dari sifat obat yang dibuat massa pil. Pada
pembuatan massa pil, kedalam campuran obat Radix Liquiritiae dan Succus
Liquiritiae harus ditambahkan suatu cairan supaya dapat diperoleh suatu
massa yang homogen yang dapat dikepal. Biasanya dipakai air tetapi
lebih tepat jika dipakai Aqua Glyserinata yaitu suatu campuran yang sama
banyak antara air dan gliserol. Pada waktu massa pil mongering, yang
tertinggal hanya gliserol sehingga didapat suatu pil kering.
Untuk
mencegah lengketnya massa pil pada alat pembuat pil, pada waktu
menggulung dan memotongnya maka massa pil-pil ditutupi dengan zat
penabur, umumnya dipakai lycopodium.
§ Zat pembasah
Digunakan untuk membasahi massa agar dapat dibentuk (Air, gliserol, sirup, madu, campuran bahan tersebut atau bahan lain yang cocok).
§ Zat penabur
Digunakan untuk mencegah sediaan pil yang satu dengan lain tidak melekat (Likopodium atau talk, atau bahan lain yang cocok).
§ Zat penyalut
ditambahkan untuk tujuan tertentu. macam-acam tujuan penyalutan:
1. untuk menutup rasa dan bau yang tidak enak dari zat aktifnya.
2. Mencegah perubahan/teroksidasinya zat aktif oleh udara.
3. Supaya pil pecah dilambung, karena zat aktif dapat mengiritasi lambung atau zat aktif rusak oleh asam lambung
Contoh : (Perak, balsam tolu, keratin, sirlak, kolodium, salol, gelatin, gula, atau bahan lain yang cocok) (FI Ed III, 1979 : 23).
II.7. TAHAP PERACIKAN PIL
a. PEMBUATAN MASSA PIL
§ Tentukan bobot Bahan Obat untuk 1 pil.
§ Tentukan macam dan jumlah bahan tambahan yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah dan sifat bahan obat.
§ Campur Bahan Obat + pengisi + bahan pengikat + bahan pemecah sesuai aturan.
§ Tambahkan bahan pembasah sedikit-sedikit ke dalam camp digilas kuat ad massa pil yg baik (elastis, tidak lengket di mortir, dan tidak pecah digulung).
b. PEMOTONGAN PIL
§ Massa pilàdibentuk silinder yg panjangnya sesuai jumlah yg akan dibuat sebelumnya pemotong diberi alat penabur dulu
c. PEMBULATAN PIL
§ Potongan massa pil dipindahkan ke alat pembulat pil yg sudah diberi bahan penabur, selanjutnya dibulatkan.
§ Masukkan pil ke wadah melalui lubang yang ada dan dihitung jumlahnya.
d. PENYALUTAN PIL
§ Lakukan penyalutan sesuai dengan jenis bahan penyalut yang digunakan:
PENYALUTAN
Tujuan:
• Melindungi Bahan Obat dari pengaruh lingkungan (salut selaput) garam-garam ferrodisalut tolubalsem.
• Menutupi rasa bahan yg tak enak (salut gula) àkloramfenikol, strychnin.
• Memperbaiki penampilan pil (salut selaput)
II.8. PRINSIP PEMBUATAN BERDASARKAN MACAM BAHAN OBAT
1) Pil yang mengandung obat berupa serbuk (padat).
Pil yang mengandung zat berkhasiat yang bersifat oksidator digunakan Adeps Lanae atau Vaselinum
sebagai zat pengikat dan Bolus Alba 100 mg tiap pil sebagai zat
pengisi. Pengunaan Adeps atau Vaselinum adalah kira-kira 1/6 berat zat
padatnya. Caranya menambahkan sedikit-demi sedikit digerus dan ditekan.
2) Pil yang mengandung obat berupa ekstrak kental.
Ekstrak kental direndam dengan Spiritus dilutus atau cairan lain yang digunakan sebagai
ekstrak dan dicampur dengan Liquiritiae Radix. Apabila jumlahnya
sedikit diperlukan Succus Liquiritiae sebagai tambahan zat pengikat 1 g
untuk 30 pil. Apabila jumlah ekstrak kental besar yaitu 1,5 g lebih, kebutuhan Succus Liquiritiae dapat dikurangi, bahkan tidak diperlukan Succus Liquiritiae tapi cukup dibuat dengan Liquiritiae Radix saja,misalnya Valerianae Extractum dan Secalis Cornuti Extractum spissum.
3) PIL DENGAN BAHAN-BAHAN KHUSUS
i. Pil-pil
yang mengandung senyawa Hydrargyrum:dibuat dengan menggerus
hydrargyrum, dengan sama berat Liquiritiae Radix dan air, setelah tidak
terlihat butir hydrargyum maka masa ditambah Liquiritiae Radix dan Succus Liquiritiae secukupnyasampai
mendapat masa pil yang cocok. Bila jumlah Hydrargyrum kecil maka dapat
ditambahkanSuccus dan Liquiritiae Radix dalam perbandingan 1 : 2.
ii. Pil
yang mengandung Ferrosi Carbonas dan Ferrosi Iodium:Formula dapat
dilihat di Farmakope Belanda edisi V, untuk pil Ferrosi Carbonas setiap
pil mengandung50 mg dan formula untuk pembuatan 300 pil jadi seluruh formula mengandung 15 g FerrosiCarbonas.
Dibuat dengan mereaksikan Ferrosis Sulfas dengan Natrii Bicarbonas di
atas tangas air.Sebagai pereduksi adalah Mel dan sebagai zat pembasah
gliserin dan air sampai berat tertentu. Halini dimaksudkan agar reaksi pembentukan Ferrosis Carbonas berjalan sempurna yaitu gas CO2 yang terjadi hilang.
iii. Pil-pil yang mengandung garam-garam yang dapat menyerap air: Seperti Natrii Iodium sering terjadi penggumpalan hingga sulit dibuat masa pil yang baik. Untuk mencegahnya maka perlu diberi air secukupnya biar larutan setelah itu baru dibuat masa pil.
iv. Pil-pil dengan zat-zat higroskopik:
Seperti: Kalii Bromidum, Kalii Iodidum dan Natrii Salicylas supaya digerus halus dan didalam mortar yang panas. Untuk pil yang mengandung zat yang higroskopis sebagai zat pembasah janganmenggunakan Aqua Glycerinata.5.
v. Pil-pil
yang mengandung senyawa yang sangat Higroskopis:Digunakan sebagai
larutan seperti Calcii Bromidum, Calcii Chloridum, Kalii Acetas. Jika
didalam reseptertulis garamnya maka yang diambil sebagai larutannya yang
sebanding :
− Solutio Kalii Acetatis mengandung 331 / 3% Kalii Acetas.
− Solutio Calcii Bromidi mengandung 25% Calcii Bromidum.
− Solutio Calcii Chloridi mengandung 25% Calcii Chloridum.
− Solutio Ferri Chloridi mengandung 75% Ferri Chloridum.
Lrytan tersebut setelah ditimbang diuapkan sampai sisa airnya kira-kira tinggal kurang dari 1 g untuk 30 pil. Harus diingat jangan menguapkan Larutan Ferri Chloridum karena garam Ferrinya akanterurai.6.
vi. Pil-pil yang mengandung senyawa Codeinum base dengan garam Ammonium atau Ichtammolum :Karena Codeinum base terhitung mudah larut dalam air dan merupakan base lebih kuat dari garamAmmonium, maka akan bereaksi dan timbul gas NH3 yang bebas serta membuat pil jadi pecah.
vii. Pil-pil
yang dapat pecah karena zat-zat yang terkandung dapat bereaksi hingga
menimbulkan gas yang memecah pil. Supaya tidak terjadi jangan
menggunakan zat pembasah air yaitu dengan menggunakan zat pengikat yang
lain.
− Pil yang mengandung Ferrosi Carbonas dengan Acidum Citricum akan menimbulkan gas CO2.
− Pil yang mengandung Meditrenum akan timbul gas CO2 karena terjadi reaksi antara Iodochloroxychinolin Sulfonas dengan Natrii Bicarbonas.
− Pil
yang mengandung Ferrum Reductum atau pulveratum dengan asam seperti
Acidum Cutricumakan bereaksi dan timbul gas H2 yang akan memecah pil.
viii. Pil-pil yang mengandung Hydrargyri Cloridum:Akan menghilangkan selaput lendir dari lambung dan usus maka perlu Hydrargyri Chloridum dalamkeadaan yang halus. Untuk itu perlu penambahan Natrii Chloridum untuk memudahkanHydrargryi Chloridum larut dalam air. Penambahan Natrii Chloridum adalah setengah beratSublimat dan dilarutkan dulu dengan air sama berat.
ix. Pil-pil
yang mengandung Diphantoinum Natrium:Jangan menggunakan Liquiritiae
Radix tetapi menggunakan Succus Liquiritiae 1 bagian dan Amyilum
3 bagian dan sebagai zat pembasah digunakan Sirupus Simplex. Hal ini
untuk menjaga agar pil lekashancur dalam lambung.
x. Pil-pil yang mengandung Quinini Sulfas:Ada dua macam yaitu yang berwarna colkat dan berwarna putih.
xi. Pil-pil
yang mengandung zat pengikat yang bereaksi dengan asam :Seperti
Gentianae Extractum, Succus Liquiritiae dan Liquiritiae Extractum. Bahan
tersebut akan bereaksidengan Ferrum reductum, Ferrum pulveratum yang
menimbulkan gas H2 serta menyebabkan pil menjadi menggelembung dan
pecah. Bahan tersebut akan bereaksi pula dengan Natrii Bicarbonas,
Ferrosi Carbonas yang menimbulkan gas CO2 serta menyebabkan pil menjadi
menggelembung dan pecah. Maka itu Succus Liquiritiae, Liquiritiae Extractum dan Gentianae Extractum harus dinetralkan dulu dengan MgO 50 mg tiap gram Ekstrak dan Succus.
xii. Pil-pil yang mengandung Ekstrak kering :
a. Aloe
Extractum Aquosum siccum, Rhamni Frangulae Extractum Aquosum siccum,
Rhamni PhursianaeExtractum siccum, Rhei Extractum dapat dibuat pil cukup
dangan Liquiritiae Radix dan zat pembasahAqua Glyserinata.
b. Chinchonae
Extractum siccum dan Colae Extractum siccum memerlukan Succus
Liquiritiae sebagai zat pengikat untuk dapat dibuat masa pil.
c. Pil dengan ekstrak kering supaya dibuat keras jangan lembek agar tidak berubah bentuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar