LARUTAN
Definisi
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang terlarut (Anonim.1995.Farmakope Indonesia Edisi 4.Jakarta:Departemen
Kesehatan RI).
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air yang karena
bahan-bahannya, cara peracikan dan penggunaannya tidak dimasukkan ke dalam
golongan produk lainnya. (Ansel, Howard C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi.Jakarta:UI Press).
Macam-macam bentuk sediaan
a)
Larutan Oral
Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu
atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang
larut dalam air atau campuran kosolven air. (Anonim.1995.Farmakope Indonesia
Edisi 4.Jakarta:Departemen Kesehatan RI).
b)
Larutan Topikal
Larutan
yang biasanya mengandung air, tetapi sering kali mengandung pelarut lain
seperti etanol dan poliol untuk penggunaan kulit atau dalam larutan lidokain
oral topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. (Syamsuni.Ilmu Resep
hal 83).
Macam-macam larutan oral
a.
Potiones (obat minum)
Larutan yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam. Selain berbentuk
larutan, potio dapat juga berbentuk emulsi atau suspensi.
b.
Eliksir
Larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi sebagai
kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat.
c.
Sirup
Larutan
oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi.
d.
Netralisasi
Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan
bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral.
Pembuatan
netralisasi
Seluruh
bagian asam direaksikan dengan bagian basa, jika perlu reaksi dipercepat dengan
pemanasan.
e.
Saturatio
Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa
tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga lerutan menjadi jenuh
dengan gas.
Pembuatan saturatio
1.
Komponen basa dilarutkan
dalam dua per tiga bagian air yang tersedia. Misalnya NaHCO3 digerus tuang
kemudian masuk botol.
2.
Komponen asam dilarutkan
dalam sepertiga bagian air yang tersedia.
3.
Dua per tiga bagian asam
masuk ke dalam botol yang sudah berisi bagian basanya, gas yang terjadi dibuang
seluruhnya.
4.
Sisa bagian asam
dituangkan hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan sampagne knop
sehingga gas yang terjadi tertahan di dalam botol.
Penambahan bahan
Zat-zat yang dilarutkan ke dalam bagian asam:
1.
Zat netral dalam jumlah
kecil. Jika jumlahnya banyak sebagian dilarutkan ke dalam bagian asam dan
sebagian lagi dilarutkan ke dalam bagian basa sesuai dengan perbandingan
airnya.
2.
Zat-zat yang mudah menguap
3.
Ekstrak dalam jumlah kecil
dan alcohol
4.
Sirop
Zat-zat yang dilarutkan ke dalam bagian basa:
1.
Garam dari asam yang sukar
larut misalnya Na-benzoat, Na-salisilat
2.
Jika saturatio mengandung
asam tartrat, garam-garam kalium dan ammonium harus ditambahkan ke dalam bagian
basanya. Jika tidak, akan terbentuk endapan kalium atau ammonium dari asam
tartrat.
f.
Potio Effervescent
Saturatio
dengan gas CO2 yang lewat jenuh
Pembuatan
Potio Effervescent
1.
Bagian Komponen basa
dilarutkan dalam dua per tiga bagian air yang tersedia, misalnya NaHCO3 digerus
tuang kenudian dimasukkan ke dalam botol.
2.
Komponen asam dilarutkan
dalam sepertiga bagian air yang tersedia
3.
Seluruh bagian asam
dimasukkan ke dalam botol yang sudah berisi bagian basanya dengan hati-hati,
segera tutup dengan sampagne knop.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan saturatio dan
potio effervescent:
1.
Diberikan dalam botol yang
tahan tekanan, berisi kira-kira 9/10 bagian dan tertutup kedap dengan tutup
gabus atau karet yang rapat. Kemudian diikat dengan sampagne knop.
2.
Tidak boleh mengandung
bahan obat yang tidak larut, karena tidak boleh dikocok. Pengocokan menyebabkan
botol pecah, karena berisi gas dalam jumlah besar yang menyebabkan tekanan.
Macam-macam larutan
topical
1)
Larutan untuk mata
Ø Collyrum (obat cuci mata)
Ø Guttae opthalmicae (obat tetes mata)
2)
Larutan untuk telinga
Ø Solutio otic/guttae auriculares (obat tetes telinga)
3)
Larutan untuk hidung
Ø Collunarium (obat cuci hidung)
Ø Guttae nasales/nose drop (obat tetes hidung)
Ø Nebula/inhalation/nose spray (obat semprot hidung)
4)
Larutan untuk mulut
Ø Collutorium (obat cuci mulut)
Ø Gargarisma (obat kumur)
Ø Litus oris (obat oles bibir)
Ø Guttae oris (obat tetes mulut)
5)
Larutan untuk anus
Ex:
lavement/clysma/enema
6)
Larutan untuk vagina
Ex:
douche
Syarat sediaan
1.
Harus jernih
2.
Tidak ada endapan
3.
Semua zat harus larut
Komponen sediaan
1.
Bahan aktif
2.
Pelarut
3.
Bahan tambahan
·
Pengawat mikroorganisme
Ex:
benzalkonium klorida, benzotanium klorida, benzyl alcohol, timerosol, fenil
merkuri nitrate.
·
Pengawet anti jamur
Ex: asam
benzoate, butyl paraben, metil paraben, propil paraben, natrium benzoate,
natrium propionate.
·
Corrigentà zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki warna, bau, rasa
dari obat utama.
Macam-macam
corrigent:
Ø Corrigent actiones
Digunakan
untuk memperbaiki kerja zat berkhasiat utama.
Ø Corrigent odoris
Digunakan
untuk memperbaiki bau dari obat. Ex: oleum cinnamoni, menthae piperitae
Ø Corrigent saporis
Digunakan
untuk memperbaiki rasa dari obat. Ex: sakarosa/sirup simplex
Ø Corrigent coloris
Digunakan
untuk memperbaiki warna dari obat. Ex: tint croci (kuning), caramel (coklat),
carminum (merah).
Ø Corrigent solubilise
Digunakan
untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Ex: iodium tidak larut dalam air
tetapi dengan penambahan kalium iodat menjadi mudah larut.
Keuntungan dan kerugian sediaan
Keuntungan:
Ø Merupakan campuran homogen.
Ø Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
Ø Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet
sulit diencerkan.
Ø Kerja awal obat lebih cepat karena cepat diabsorpsi.
Ø Cocok untuk pemberian pada anak-anak.
Ø Untuk pemakaian luar bentuk larutan mudah digunakan.
Kerugian:
Ø Volume bentuk larutan lebih besar
Ø Sediaan cair mudah ditumbuhi bakteri
Metode pembuatan sediaan
Cara melarutkan zat:
1.
Zat-zat yang mudah larut,
dilarutkan dalam botol.
2.
Zat-zat yang agak sukar
larut dilarutkan dengan pemanasan.
Masukkan
zat padat yang akan dilarutkan dalam erlenmeyer setelah itu dimasukkan zat
pelarutnya, dipanasi di atas tangas air atau api bebas dengan
digoyang-goyangkan sampai larut. Zat padat yang hendak dilarutkan dimasukkan
dalam erlenmeyer dulu, mencegah jangan sampai ada yang lengket pada leher
erlenmeyer.
3.
Untuk zat yang akan
terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam Erlenmeyer agar tidak terbentuk
senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya. Misalnya glukosum, borax, natrii
bromidum.
4.
Untuk zat yang meleleh
dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar Erlenmeyer atau botol
maka perlu dalam melarutkan digoyang-goyangkan atau digojok untuk mempercepat
larutnya zat tersebut. Misalnya codeinum base, clorbutanolum
5.
Zat-zat yang mudah terurai
pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan dan dilarutkan secara
dingin. Misalnya natrii bicarbonas, protargol, luminal natrium.
6.
Zat-zat yang mudah menguap
bila dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dipanaskan
serendah-rendahnya sambil digoyang-goyangkan. Misalnya campora, acidum
benzoicum, salicylicum.
7.
Bahan obat berkhasiat
keras harus dilarutkan tersendiri.
8.
Zat pengawet dilarutkan
dalam air dengan pemanasan sambil digoyang-goyangkan. Di;arutkan dulu dengan
sedikit etanol baru dimasukkan ke dalam sediaan yang diawetkan. Misalnya
nipagin, nipasol.
Cara melarutkan zat:
Zat cair atau cairan ditimbang dalam botol. Mulut botol ditutup
dengan gabus. Dengan memegang leher botol dan menekan tutup gabusnya dengan ibu
jari, botol diletakkan di piring timbangan sebelah kanan dan piring timbangan
sebelah kiri diletakkan gotri sebagai penara dan anak timbangan lalu cairan
diisikan pada botol.
Pada waktu menuang dari botol persediaan cairan supaya etiket
botol diarahkan ke atas agar tidak kotor karena aliran tetesan cairan. Jika
ingin menimbang campuran cairan maka cairan ditimbang berurutan di dalam botol.
Dimulai dengan cairan yang tidak mudah menguap dan yang jumlahnya sedikit.
Cairan yang mudah menguap ditambahkan terakhir untuk menghindari kekurangan
karena penguapan dan hindari pengotoran pada isi cairan botol persediaan
berikutnya karena uapnya masuk ke dalam cairan dari botol persediaan. Ex zat
yang mudah menguap: aether, kloroform, SASA.
Cara Penyaringan
Untuk larutan obat minum menggunakan kapas hidrofil sebagai
penyaring. Diletakkan kapas hidrofil atau kertas saring pada corong. Bagian
filtrate yang pertama setelah digojok, dituang kembali ke dalam corong untuk
menyaring serabut kertas filter atau kapas yang ikut dengan filtrate pertama.
Untuk menjaga jangan sampai ada zat yang larut terutama zat
organic hilang diserap kertas saring karena akan mengurangi kadar zat yang
larut maka membuat larutan yang lebih dan bagian filtrate yang pertama dibuang.
Evaluasi mutu fisik
Ø Tes organoleptisà
warna, bau, rasa, bentuk
Cara
pengujian:
1.
Sediaan dituang pada wadah
2.
Diamati bentuk dan warna
3.
Diamati bau dengan indera
pencium
Ø Tes homogenitasà
mengetahui tingkat tercampurnya sediaan
Cara
pengujian:
1.
Dikocok sediaan
2.
Diteteskan sample pada
kaca objek, ditutup dengan cover glass
3.
Diamati tingkat
kehomogenan
Ø Uji viskositas
Cara
pengujian:
1.
Diisi tabung Ostwald
dengan sample.
2.
Dengan bantuan
tekanan/penghisapan, atur menskus cairan dalam tabung kapiler hingga garis
graduasi teratas.
3.
Dibuka kedua tabung
pengisi dan tabung kapiler agar cairan dapat mengalir bebas ke dalam wadah
melawan tekanan atmosfir.
4.
Dicatat waktu dalam detik
yang diperlukan cairan untuk mengalir dari batas atas hingga bawah dalam tabung
kapiler.
Ø Uji intensitas warna
Cara pengujian:
Dilakukan pengamatan pada waktu sirup mulai minggu 0-4. Warna
yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji
ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan
selama waktu tertentu.
Ø Uji volume terpindahkan
Posedur tuang isi perlahan – lahan dari tiap wadah ke dalam
wadah gelass ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari
dua kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara hati – hati untuk
menghindari pembentukan gelembung udara pada waktu penuangan dan diamkan selama
tidak lebih dari 30 menit. Volume rata – rata dari 10 wadah tidak kurang dari
100% dan tidak satupun wadah yang kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan
pada etiket. Jika tipe A adalah volume rata – rata kurang dari 100% dari yang
tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satupun wadah volumenya kurang adri
95% dari volume tertera pada etiket,
atau B tidak lebih dari satu wadah kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90%
dari volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujian 20 wadah tambahan.
Istilah kelarutan Jumlah bagian pelarut yang dibutuhkan
|
Sangat
mudah larut
kurang dari 1
|
Mudah
larut
1-10
|
Larut 10-30
|
Agak
sukar larut
10-100
|
Sukar
larut
100-1000
|
Sangat
sukar larut
1000-10000
|
Praktis
tidak larut
lebih dari 10000
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar