Minggu, 13 November 2016

LARUTAN

          LARUTAN
 
Hasil gambar untuk larutan
Definisi
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut (Anonim.1995.Farmakope Indonesia Edisi 4.Jakarta:Departemen Kesehatan RI).
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air yang karena bahan-bahannya, cara peracikan dan penggunaannya tidak dimasukkan ke dalam golongan produk lainnya. (Ansel, Howard C.1989.Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi.Jakarta:UI Press).
Macam-macam bentuk sediaan
a)    Larutan Oral
Sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral, mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven air. (Anonim.1995.Farmakope Indonesia Edisi 4.Jakarta:Departemen Kesehatan RI).
b)   Larutan Topikal
Larutan yang biasanya mengandung air, tetapi sering kali mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan kulit atau dalam larutan lidokain oral topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut. (Syamsuni.Ilmu Resep hal 83).
Macam-macam larutan oral
a.         Potiones (obat minum)
Larutan yang dimaksudkan untuk pemakaian dalam. Selain berbentuk larutan, potio dapat juga berbentuk emulsi atau suspensi.
b.         Eliksir
Larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi sebagai kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat.
c.         Sirup
Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang berkadar tinggi.
d.        Netralisasi
Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral.
Pembuatan netralisasi
Seluruh bagian asam direaksikan dengan bagian basa, jika perlu reaksi dipercepat dengan pemanasan.
e.         Saturatio
Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dengan basa tetapi gas yang terbentuk ditahan dalam wadah sehingga lerutan menjadi jenuh dengan gas.
Pembuatan saturatio
1.         Komponen basa dilarutkan dalam dua per tiga bagian air yang tersedia. Misalnya NaHCO3 digerus tuang kemudian masuk botol.
2.         Komponen asam dilarutkan dalam sepertiga bagian air yang tersedia.
3.         Dua per tiga bagian asam masuk ke dalam botol yang sudah berisi bagian basanya, gas yang terjadi dibuang seluruhnya.
4.         Sisa bagian asam dituangkan hati-hati lewat tepi botol, segera tutup dengan sampagne knop sehingga gas yang terjadi tertahan di dalam botol.
Penambahan bahan
Zat-zat yang dilarutkan ke dalam bagian asam:
1.         Zat netral dalam jumlah kecil. Jika jumlahnya banyak sebagian dilarutkan ke dalam bagian asam dan sebagian lagi dilarutkan ke dalam bagian basa sesuai dengan perbandingan airnya.
2.         Zat-zat yang mudah menguap
3.         Ekstrak dalam jumlah kecil dan alcohol
4.         Sirop
Zat-zat yang dilarutkan ke dalam bagian basa:
1.         Garam dari asam yang sukar larut misalnya Na-benzoat, Na-salisilat
2.         Jika saturatio mengandung asam tartrat, garam-garam kalium dan ammonium harus ditambahkan ke dalam bagian basanya. Jika tidak, akan terbentuk endapan kalium atau ammonium dari asam tartrat.
f.          Potio Effervescent
Saturatio dengan gas CO2 yang lewat jenuh
Pembuatan Potio Effervescent
1.         Bagian Komponen basa dilarutkan dalam dua per tiga bagian air yang tersedia, misalnya NaHCO3 digerus tuang kenudian dimasukkan ke dalam botol.
2.         Komponen asam dilarutkan dalam sepertiga bagian air yang tersedia
3.         Seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam botol yang sudah berisi bagian basanya dengan hati-hati, segera tutup dengan sampagne knop.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan saturatio dan potio effervescent:
1.      Diberikan dalam botol yang tahan tekanan, berisi kira-kira 9/10 bagian dan tertutup kedap dengan tutup gabus atau karet yang rapat. Kemudian diikat dengan sampagne knop.
2.      Tidak boleh mengandung bahan obat yang tidak larut, karena tidak boleh dikocok. Pengocokan menyebabkan botol pecah, karena berisi gas dalam jumlah besar yang menyebabkan tekanan.
Macam-macam larutan topical
1)      Larutan untuk mata
Ø  Collyrum (obat cuci mata)
Ø  Guttae opthalmicae (obat tetes mata)
2)      Larutan untuk telinga
Ø  Solutio otic/guttae auriculares (obat tetes telinga)
3)      Larutan untuk hidung
Ø  Collunarium (obat cuci hidung)
Ø  Guttae nasales/nose drop (obat tetes hidung)
Ø  Nebula/inhalation/nose spray (obat semprot hidung)
4)      Larutan untuk mulut
Ø  Collutorium (obat cuci mulut)
Ø  Gargarisma (obat kumur)
Ø  Litus oris (obat oles bibir)
Ø  Guttae oris (obat tetes mulut)
5)      Larutan untuk anus
Ex: lavement/clysma/enema
6)      Larutan untuk vagina
Ex: douche
Syarat sediaan
1.      Harus jernih
2.      Tidak ada endapan
3.      Semua zat harus larut
Komponen sediaan
1.    Bahan aktif
2.    Pelarut
3.    Bahan tambahan
·                     Pengawat mikroorganisme
Ex: benzalkonium klorida, benzotanium klorida, benzyl alcohol, timerosol, fenil merkuri nitrate.
·                     Pengawet anti jamur
Ex: asam benzoate, butyl paraben, metil paraben, propil paraben, natrium benzoate, natrium propionate.
·                     Corrigentà zat tambahan yang digunakan untuk memperbaiki warna, bau, rasa dari obat utama.
Macam-macam corrigent:
Ø     Corrigent actiones
Digunakan untuk memperbaiki kerja zat berkhasiat utama.
Ø     Corrigent odoris
Digunakan untuk memperbaiki bau dari obat. Ex: oleum cinnamoni, menthae piperitae
Ø     Corrigent saporis
Digunakan untuk memperbaiki rasa dari obat. Ex: sakarosa/sirup simplex
Ø     Corrigent coloris
Digunakan untuk memperbaiki warna dari obat. Ex: tint croci (kuning), caramel (coklat), carminum (merah).
Ø     Corrigent solubilise
Digunakan untuk memperbaiki kelarutan dari obat utama. Ex: iodium tidak larut dalam air tetapi dengan penambahan kalium iodat menjadi mudah larut.
Keuntungan dan kerugian sediaan
Keuntungan:
Ø  Merupakan campuran homogen.
Ø  Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan.
Ø  Dapat diberikan dalam larutan encer, sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan.
Ø  Kerja awal obat lebih cepat karena cepat diabsorpsi.
Ø  Cocok untuk pemberian pada anak-anak.
Ø  Untuk pemakaian luar bentuk larutan mudah digunakan.
Kerugian:
Ø  Volume bentuk larutan lebih besar
Ø  Sediaan cair mudah ditumbuhi bakteri
Metode pembuatan sediaan
Cara melarutkan zat:
1.    Zat-zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol.
2.    Zat-zat yang agak sukar larut dilarutkan dengan pemanasan.
Masukkan zat padat yang akan dilarutkan dalam erlenmeyer setelah itu dimasukkan zat pelarutnya, dipanasi di atas tangas air atau api bebas dengan digoyang-goyangkan sampai larut. Zat padat yang hendak dilarutkan dimasukkan dalam erlenmeyer dulu, mencegah jangan sampai ada yang lengket pada leher erlenmeyer.
3.    Untuk zat yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam Erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya. Misalnya glukosum, borax, natrii bromidum.
4.    Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam dasar Erlenmeyer atau botol maka perlu dalam melarutkan digoyang-goyangkan atau digojok untuk mempercepat larutnya zat tersebut. Misalnya codeinum base, clorbutanolum
5.    Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan dan dilarutkan secara dingin. Misalnya natrii bicarbonas, protargol, luminal natrium.
6.    Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dipanaskan serendah-rendahnya sambil digoyang-goyangkan. Misalnya campora, acidum benzoicum, salicylicum.
7.    Bahan obat berkhasiat keras harus dilarutkan tersendiri.
8.    Zat pengawet dilarutkan dalam air dengan pemanasan sambil digoyang-goyangkan. Di;arutkan dulu dengan sedikit etanol baru dimasukkan ke dalam sediaan yang diawetkan. Misalnya nipagin, nipasol.
Cara melarutkan zat:
Zat cair atau cairan ditimbang dalam botol. Mulut botol ditutup dengan gabus. Dengan memegang leher botol dan menekan tutup gabusnya dengan ibu jari, botol diletakkan di piring timbangan sebelah kanan dan piring timbangan sebelah kiri diletakkan gotri sebagai penara dan anak timbangan lalu cairan diisikan pada botol.
Pada waktu menuang dari botol persediaan cairan supaya etiket botol diarahkan ke atas agar tidak kotor karena aliran tetesan cairan. Jika ingin menimbang campuran cairan maka cairan ditimbang berurutan di dalam botol. Dimulai dengan cairan yang tidak mudah menguap dan yang jumlahnya sedikit. Cairan yang mudah menguap ditambahkan terakhir untuk menghindari kekurangan karena penguapan dan hindari pengotoran pada isi cairan botol persediaan berikutnya karena uapnya masuk ke dalam cairan dari botol persediaan. Ex zat yang mudah menguap: aether, kloroform, SASA.
Cara Penyaringan
Untuk larutan obat minum menggunakan kapas hidrofil sebagai penyaring. Diletakkan kapas hidrofil atau kertas saring pada corong. Bagian filtrate yang pertama setelah digojok, dituang kembali ke dalam corong untuk menyaring serabut kertas filter atau kapas yang ikut dengan filtrate pertama.
Untuk menjaga jangan sampai ada zat yang larut terutama zat organic hilang diserap kertas saring karena akan mengurangi kadar zat yang larut maka membuat larutan yang lebih dan bagian filtrate yang pertama dibuang.
Evaluasi mutu fisik
Ø  Tes organoleptisà warna, bau, rasa, bentuk
Cara pengujian:
1.    Sediaan dituang pada wadah
2.    Diamati bentuk dan warna
3.    Diamati bau dengan indera pencium
Ø  Tes homogenitasà mengetahui tingkat tercampurnya sediaan
Cara pengujian:
1.    Dikocok sediaan
2.    Diteteskan sample pada kaca objek, ditutup dengan cover glass
3.    Diamati tingkat kehomogenan
Ø  Uji viskositas
Cara pengujian:
1.    Diisi tabung Ostwald dengan sample.
2.    Dengan bantuan tekanan/penghisapan, atur menskus cairan dalam tabung kapiler hingga garis graduasi teratas.
3.    Dibuka kedua tabung pengisi dan tabung kapiler agar cairan dapat mengalir bebas ke dalam wadah melawan tekanan atmosfir.
4.    Dicatat waktu dalam detik yang diperlukan cairan untuk mengalir dari batas atas hingga bawah dalam tabung kapiler.
Ø  Uji intensitas warna
Cara pengujian:
Dilakukan pengamatan pada waktu sirup mulai minggu 0-4. Warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan warna pada minggu 0. Uji ini bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sediaan cair yang disimpan selama waktu tertentu.
Ø  Uji volume terpindahkan
Posedur tuang isi perlahan – lahan dari tiap wadah ke dalam wadah gelass ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara hati – hati untuk menghindari pembentukan gelembung udara pada waktu penuangan dan diamkan selama tidak lebih dari 30 menit. Volume rata – rata dari 10 wadah tidak kurang dari 100% dan tidak satupun wadah yang kurang dari 95 % dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika tipe A adalah volume rata – rata kurang dari 100% dari yang tertera pada etiket akan tetapi tidak ada satupun wadah volumenya kurang adri 95% dari volume tertera pada  etiket, atau B tidak lebih dari satu wadah kurang dari 95% tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang tertera pada etiket, lakukan pengujian 20 wadah tambahan.
Istilah kelarutan                                     Jumlah bagian pelarut yang dibutuhkan
Sangat mudah larut                                kurang dari 1
Mudah larut                                           1-10
Larut                                                      10-30
Agak sukar larut                                    10-100
Sukar larut                                             100-1000
Sangat sukar larut                                  1000-10000
Praktis tidak larut                                   lebih dari 10000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar